Allah SWT berfirman:
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri.” QS. An-Nisa (4): 79
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk, maka (keburukan) itu bagi dirimu sendiri.” QS. Al Isra (17): 7
Dari Zaid Bin Hubab Al-Anshori ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan dan dosa. Kemudia Rasulullah SAW bersabda: “ Adapun kebaikan itu baiknya budi pekerti, sedangkan dosa adalah sesuatu yang membuat gelisah didalam hatimu, dan jika perbuatan dosamu dilihat manusia, kamu merasa benci.” (HR. Ahmad).
Dari penjelasan diatas tersebut jelas bahwa salah satu penyebab hati gelisah adalah perbuatan dosa dan maksiat yang kita lakukan. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan maksiat walau sekecil apapun perbuatan tersebut. Walaupun tidak ada orang lain yang melihat tingkah laku dan perbuatan kita. Namun ingatlah bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita.
Lalu bagaiamana untuk menghilangkan hati yang gelisah ?
Allah SWT berfirman :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’du: 28).
Untuk menghilangkan hati yang gelisah :
1. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa
2. Mengingat Allah, artinya melakukan banyak amal ibadah sesuai dengan apa yang Allah SWT perintahkan dan Nabi serukan lewat sunah-sunah Beliau.
3. Terus berupaya melakukan perbaikan dan kebaikan.
4. Memohon ampunan dan ketenangan hati kepada Allah SWT.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Istana Yatim
#################
JUM'AT BERKAH
Di hari Jum'at yang penuh berkah ini, Yuk kita berbagi kepedulian kepada ISTANA YATIM dengan bersedekah dan berzakat melalui rekening :
BCA : 8800-454-744
BNI : 021-763-7466
BRI : 0524-01-000215-302
Mandiri : 101-000-6088-056
CIMB Niaga Syariah : 528-01-000-59-009
a.n : Yayasan Darul 'Ilmi Al-Fikri
InsyaAllah, Sedekah yang Anda keluarkan menjadi amal jariyah untuk Anda, karena salah satu peruntukannya untuk membatu kebutuhan sekolah dan mengaji bagi para santri (Ilmu).
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)