Apakah pernah Anda rasakan doa yang Anda panjatkan tiap waktu belum juga dikabulkan Allah SWT..?
Kalau saya ditanya demikian, jawabannya pasti iyah. Entah, berapa “juta” harap saya belum juga terkabul. Namun, saya masih menyimpan kesan positif pada-Nya. Pasti kelak Allah mengijabah. Kalau tidak, pasti ada “rahasia” yang perlu kita gali.
Pagi ini, saya teringat kembali sebuah kisah petuah seorang Sufi, Ibrahim bin Adham. Dari petuah seorang kekasih Allah ini, ternyata kesan positif saja tidak cukup. Ada sepuluh kesalahkaprahan kita dalam beragama yang perlu dibenahi. Sepuluh? Apa tuuh?! Langsung saja simak mutiara beliau sebagai berikut:
“Suatu ketika Ibrahim bin Adham melintasi sekolompok manusia yang sedang duduk santai. Saat ia lewat, mereka justru menyapanya dan langsung curhat.
“Wahai Ibrahim, Allah SWT telah berfirman:
“Berdoalah kalian kepada-Ku, niscayat Aku pasti kabulkan (doa) kalian” (QS Ghafir [40]:60)”. Mereka berhenti sejenak untuk merangkai kalimat berikutnya agar tepat. Lantas melanjutkan, “Sungguh kami selalu memohon kepada-Nya. Namun, mengapa Allah belum mengabulkannya?”. Ibrahim dengan bijak tanpa basa-basi langsung menjawab, “Sebab hati kalian telah “mati” akibat sepuluh hal:
1. Kalian mengenal Tuhan, tapi belum menunaikan hak-Nya
2. Kalian membaca kitab suci Alquran. Namun, kalian enggan mengamalkannya.
3. Kalian mengaku cinta surga. Tapi, kalian tidak pernah membukitkannya dengan tindakan nyata.
4. Kalian mendaku pecinta Rasul Muhammad Saw. Akan tetapi, kalian masih suka meninggalkan sabda dan sunnah-Nya.
5. Kalian anggap setan sebagai musuh, sedang kalian masih terus mengikutinya.
6. Kalian mengaku takut neraka. Tapi, kalian tidak bosan-bosannya melakukan dosa.
7. Kalian yakin, kematian itu sebuah keniscayaan. Tapi, kalian tidak pernah mempersiapkannya.
8. Kalian sibuk dengan cela-cela orang lain. Namun kalian tak pernah disibukkan dengan aib-aib kalian sendiri.
9. Kalian senantiasa menikmati rizki Allah. Tetapi, kalian selalu enggan bersyukur kepada-Nya.
10. Kalian kuburkan orang-orang mati.Namun, kalian masih tidak mau memetik ibrah darinya.”
Itu adalah mereka yang hidup beberapa abad lalu di zaman Ibrahim bin Adham. Zaman yang belum mengenal teknologi canggih dan jauh dari bau-bau modern duniawi. Bagaimana dengan kehidupan “hati” kita di zaman sekarang? Ya Allah, semoga atas limpahan rahmat-Mu kami mampu bangkit dari keterpurukan ini semua...Aamiin.
“Suatu ketika Ibrahim bin Adham melintasi sekolompok manusia yang sedang duduk santai. Saat ia lewat, mereka justru menyapanya dan langsung curhat.
“Wahai Ibrahim, Allah SWT telah berfirman:
“Berdoalah kalian kepada-Ku, niscayat Aku pasti kabulkan (doa) kalian” (QS Ghafir [40]:60)”. Mereka berhenti sejenak untuk merangkai kalimat berikutnya agar tepat. Lantas melanjutkan, “Sungguh kami selalu memohon kepada-Nya. Namun, mengapa Allah belum mengabulkannya?”. Ibrahim dengan bijak tanpa basa-basi langsung menjawab, “Sebab hati kalian telah “mati” akibat sepuluh hal:
1. Kalian mengenal Tuhan, tapi belum menunaikan hak-Nya
2. Kalian membaca kitab suci Alquran. Namun, kalian enggan mengamalkannya.
3. Kalian mengaku cinta surga. Tapi, kalian tidak pernah membukitkannya dengan tindakan nyata.
4. Kalian mendaku pecinta Rasul Muhammad Saw. Akan tetapi, kalian masih suka meninggalkan sabda dan sunnah-Nya.
5. Kalian anggap setan sebagai musuh, sedang kalian masih terus mengikutinya.
6. Kalian mengaku takut neraka. Tapi, kalian tidak bosan-bosannya melakukan dosa.
7. Kalian yakin, kematian itu sebuah keniscayaan. Tapi, kalian tidak pernah mempersiapkannya.
8. Kalian sibuk dengan cela-cela orang lain. Namun kalian tak pernah disibukkan dengan aib-aib kalian sendiri.
9. Kalian senantiasa menikmati rizki Allah. Tetapi, kalian selalu enggan bersyukur kepada-Nya.
10. Kalian kuburkan orang-orang mati.Namun, kalian masih tidak mau memetik ibrah darinya.”
Itu adalah mereka yang hidup beberapa abad lalu di zaman Ibrahim bin Adham. Zaman yang belum mengenal teknologi canggih dan jauh dari bau-bau modern duniawi. Bagaimana dengan kehidupan “hati” kita di zaman sekarang? Ya Allah, semoga atas limpahan rahmat-Mu kami mampu bangkit dari keterpurukan ini semua...Aamiin.
Semoga kisah ini tidak sekadar dongeng pagi. Semoga saya dan kawan-kawan sekalian bisa merealisasikannya dalam dunia nyata, meski masih step by step. Semoga masih dikaruniai usia yg penuh berkah, diberikan waktu lebih panjang untuk menebar kebaikan serta memberikan kemanfaatan ilmu pada sesama.
Semoga bermanfaat.
SEDEKAH PEDULI YATIM PIATU DAN DHU'AFA ISTANA YATIM
- Untuk membiayai operasional "boarding system" Istana Yatim (Asrama Yatim Piatu) kami.
- Untuk membiayai operasional sekolah para santri yatim piatu dan dhu'afa Istana Yatim.
- Untuk membiayai operasional pendidikan no-regular (bimbel) para santri yatim piatu dan dhu'afa Istana Yatim.
- Untuk membiayai pengadaan teknologi, baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
- Untuk membiayai penyediaan berbagai fasilitas pendukung.
Untuk informasi lebih lanjut tentang ISTANA YATIM, silahkan kunjungi websitenya : www.istanayatim.com
Untuk melihat data santri ISTANA YATIM, silahkan klik link berikut : Data Santri Istana Yatim
Rek. Zakat, Infaq & Sedekah :
BCA : 8800-454-744
BNI : 021-763-7466
MANDIRI : 101-00-0608805-6
a/n : Yayasan Darul Ilmi Al Fikri
Rek. Wakaf ISTANA Yatim :
MUAMALAT : 0000-257-859
MANDIRI : 164-00-0017431-0
BCA : 8800-50000-2
a/n : Yayasan Darul Ilmi Al Fikri
Info : www.alfikriindonesia.com